Lowongan Kerja Non CPNS Terbaru Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud

LOWONGANKERJA15.COM - Lowongan Kerja Non CPNS Terbaru Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. - Kementerian Pendidikan dan kebudayaan merupakan salah satu instansi dalam tatanan pemerintahan di indonesia yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan nasional. Instansi Kemendikbud memberikan kinerja dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memajukan kebudayaan disetiap daerah meliputi seluruh nusantara. Kementerian pendidikan dan kebudayaan ini terus mengupayakan peningkatan pendidikan wajib sembilan tahun dan didukung oleh bagian bagian dan instansi yang terkait dalam membantu pemerintah mendorong sistem kebutuhan wajib belajar kepada seluruh masyarakat indonesia.

Pada tahun 2017 Kementerian Pendidikan dan kebudayaan memiliki Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk mengembangkan program pelestarian kebudayaan diseluruh indonesia dimana kebudayaan dsetiap daerah harus dikembangkan karena merupakan suatu warisan bangsa yang harus dilestarikan.

Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan membuka kesempatan bagi putra/putri terbaik daerah lulusan S1 semua jurusan dalam rangka mendukung program pelestarian kebudayaan untuk menjadi calon Penggiat Budaya dengan ketentuan sebagai berikut.

A. INFORMASI UMUM

Penggiat Budaya adalah orang yang ditugaskan Direktorat Jenderal Kebudayaan di daerah dalam rangka menyampaikan akses informasi kebudayaan, mengonsolidasikan hal-hal yang berkaitan dengan bidang kebudayaan, dan melakukan pencatatan data kebudayaan.
Proses seleksi yang dilaksanakan meliputi:

Seleksi Administrasi, dilaksanakan bagi semua pelamar yang telah mendaftar pada sistem pendaftaran Penggiat Budaya;
Seleksi Pengetahuan Umum substansi kebudayaan dan Psikotes, dilaksanakan bagi semua pelamar yang memenuhi persyaratan sebagaimana tertuang dalam tata cara pendaftaran. Seleksi dilaksanakan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) online; dan
Seleksi Wawancara, dilaksanakan secara online.

Untuk mengikuti setiap tahapan dalam seluruh proses penerimaan Penggiat Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan, PELAMAR TIDAK DIPUNGUT BIAYA APAPUN. Pelamar dimohon tidak terpancing oleh tawaran dari oknum/pihak manapun yang mengaku dapat membantu meloloskan untuk dapat diterima sebagai Penggiat Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan.

B. PERSYARA TAN

Bersatus Warga Negara Indonesia (WNI);
Penempatan akan diutamakan sesuai dengan provinsi penugasan yang tertera pad a KTP. Bersedia ditempatkan di Kab/Kota pad a provinsi penugasan sesuai KTP;
Tidak sedang terikat kerja di instansi/perusahaan lain selama masa kerja sebagai Penggiat Budaya;
Pendidikan minimal S-1 semua jurusan;
IPK minimal 2.75 dari skala 4.00;
Usia antara 23 s.d 40 tahun (per 5 Oktober 2017);
Memiliki Smartphone berbasis Android dengan minimal Operation System Lollipop (5.0), RAM minimal 2 Gb yang dilengkapi fitur GPS dan mampu mengoperasionalkan komputer;
Memiliki pengalaman berorganisasi di bidang kebudayaan;
Memiliki SIM C dan sepeda motor;
Menjadi peserta BPJS aktif atau Kartu Indonesia Sehat;
Memiliki akun email aktif;
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan oleh pihak yang berwajib/POLRI yang masih berlaku;
Surat keterangan sehat jasmani dari puskesmas setempat; dan
Surat Pernyataan (format terlampir).

C. TATA CARA PENDAFTARAN

Melakukan pendaftaran sebagai Penggiat Budaya 2017 pada Iaman http://cat.penggiatbudava. kemdikbud. go. id ;
Mengunggah dokumen pada Iaman di atas dalam format (.jpeg, .jpg, .pdf} dengan ukuran maksimal 200 Kb per file, yaitu :

a) Surat Lamaran yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (format terlampir);
b) Daftar Riwayat Hid up;
c) Kartu Tanda Penduduk (KTP);
d) ljazah Terakhir;
e) Transkrip Nilai;
f) Pas Foto terbaru (ukuran 4x6);
g) Surat Pernyataan;
h) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
i) Surat Keterangan Sehat Jasmani dari puskesmas setempat;
j) Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS);